Portal Berita Islam Terpercaya

Kamis, 15 Desember 2016

Sumber Berita Fitnah FPI Didanai Polri Dan BIN Ternyata Media Katolik Anti Islam

Jakarta – Dalam perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, Polri atau Badan Intelijen Negara (BIN) adalah institusi negara yang tiap tahun dana pengeluarannya diaudit oleh negara.

Namun musuh-musuh Islam tak kehilangan dalam mencari cara untuk menyebar berita dusta demi untuk menyerang Front Pembela Islam (FPI), ormas Islam yang gencar melakukan amar ma’ruf nahi munkar membasmi minuman keras, pelacuran, aliran sesat dan berbagai penyakit masyarakat lainnya.

Maka walaupun tau bahwa dana pengeluaran Polri dan BIN setiap tahun juga terpantau dengan baik, Polri dan BIN tetap dipilih oleh musuh-musuh Islam sebagai bahan alibi mereka dalam rangka menebar berita pembusukan FPI dengan tujuan akhir mereka adalah FPI bisa dibubarkan.

Salah satu media anti Islam tribunnews dot com dengan liciknya mengatakan bahwa mereka mendapat “telegram rahasia” dari Wikileaks yang isinya menyerang FPI. Lalu mereka mengklaim bahwa “telegram rahasia” itu pasti benar dan harus dipercaya segala isinya.

“Telegram rahasia” yang tentu saja tak akan pernah bisa ditemukan atau dibuktikan keberadaannya. Supaya si penyebar fitnah termasuk Media Katolik Tribunnews bisa bebas dari tuntutan telah menyebarkan berita bohong.

Jadi siasat mereka adalah lempar batu sembunyi tangan. Alias tebar fitnah tapi tidak berani mengakui bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas fitnahan tersebut. Sebagai berikut fitnah mereka:

…..
Bocoran Wikileaks: Mendanai FPI adalah Tradisi Polri dan BIN

Kali ini dalam dokumen terbarunya, Wikileaks memaparkan mengenai hubungan antara polisi dengan ormas Front Pembela Islam (FPI).

Selain mengungkapkan mengenai FPI yang dijadikan ‘attack dog’ Polri, telegram rahasia itu juga mengungkapkan bahwa mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto, adalah tokoh yang telah mendanai FPI.

Pendanaan dari Sutanto itu diberikan sebelum serangan yang dilakukan FPI ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Februari 2006 silam.

Namun kemudian Sutanto menghentikan aliran dananya setelah serangan terjadi.

“Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai ‘attack dog’,” ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu.

Saat pejabat kedutaan AS menanyakan manfaat FPI memainkan peran ‘attack dog’ itu, karena sebenarnya polisi sudah cukup menakutkan bagi masyarakat, Yahya menjelaskan bahwa FPI digunakan sebagai ‘alat’ oleh polisi, agar petugas keamanan itu tidak menerima kritik terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Disebutkan juga bahwa mendanai FPI adalah sudah tradisi di lingkungan Polri dan BIN.

Kawat diplomatik yang dipublikasikan Wikileaks juga mengatakan bahwa FPI mendapatkan sebagian besar dananya dari petugas keamanan, tetapi mereka harus menghadapi pemotongan dana setelah serangan dilakukan.
…..

Itulah berita fitnah dari Tribunnews dot com. Media yang kabarnya dimiliki jaringan media Katolik Kompas Gramedia dan Bosowa. Media yang dalam kesehariannya memang sering menebar berita sinisme dan fitnah terhadap Islam.

Kita ingat saat Kompas dot com sebagai bossnya Tribunnews dot com ampun-ampun memohon maaf kepada umat Islam setelah mereka dituntut untuk minta maaf oleh PUSHAMI, karena kompas dot com telah menyebar berita fitnah terhadap umat Islam berkaitan dengan berita Sultan Brunei dan penerapan Syari’at Islam di Brunei Darussalam.

Selain itu pemberitaan kedua media online fundamentalis Katholik itu selama ini sering diselingi dengan berita-berita seksual atau pornografi.

Berkaitan dengan fitnahan mereka ini bahwa “FPI adalah piaraan Polri / BIN”, kami tegaskan dengan sekeras-kerasnya bahwa bantuan dana dari APBN/APBD saja untuk ormas-ormas selama ini tidak pernah diambil oleh FPI, padahal kebanyakan ormas-ormas lain mengambilnya.

Sepeserpun FPI tidak pernah dan tidak mau menerima uang negara, walaupun anggarannya ada dan bisa saja diminta karena keberadaan FPI sebagai ormas yang legal dan terdaftar secara resmi.

Namun alhamdulillah sampai detik ini FPI tetap istiqomah untuk menolak mengambil dana APBD, bahkan 1 rupiahpun tidak pernah.

Dana FPI adalah dari umat Islam dan para donatur karena insya Allah masih sangat banyak umat Islam dan para pengusaha Muslim serta donatur lainnta yang cinta akan agamanya dan peduli dalam penegakan amar ma’ruf nahi munkar.

Mengenai berita-berita fitnah dari pihak-pihak anti-Islam khususnya Media milik jaringan Katholik macam tribunnews, sesungguhnya ini cuma lagu lama. Berita basi yang terus mereka putar ulang demi untuk mencari-cari cara untuk memojokkan FPI.

Karena kita tau, mereka sudah sangat gemas ingin melihat FPI segera dibubarkan. Namun faktanya FPI sampai kini masih eksis dan didukung mayoritas umat Islam.

Untuk itu mereka rasa perlu memberi tekanan kepada Polri atau bahkan TNI untuk segera membubarkan FPI dengan menyebar berbagai berita dusta semacam diatas. Intinya mereka ingin sebar opini ke masyarakat semacam:

“Pantas saja FPI sampai sekarang tidak dibubarkan oleh Polri, lha memang selama ini FPI itu piaraan Polri dan dananya dari Polri!”

Begitu kira-kira bangunan opini yang coba mereka sebarkan. Namun untungnya kita umat Islam sudah diberi peringatan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an supaya berhati-hati apabila menerima berita dari orang fasik yang memusuhi Islam:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Al-Qur’an surat Al-Hujurat: 6)

Ustadz Muhammad Arifin Ilham pimpinan Majelis Dzikir Adz-Dzikra:

“Media sekuler sangat jahat, setiap kasus umat Islam selalu yang ditanya
orang-orang fasik, munafik, dan kafir,”

Maka itu umat Islam harus terus mewaspadai berbagai berita dusta dan fitnah yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam.

Sumber berita :
GMJ NEWS

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.