Portal Berita Islam Terpercaya

Sabtu, 17 Desember 2016

Inilah Alasan Indonesia Tolak Ajakan Koalisi Militer dari Arab Saudi Untuk Suriah

Dubes LBBP Indonesia untuk Suriah Djoko Harjanto sebut pemerintah tak akan penuhi ajakan koalisi militer Arab Saudi karena akan lukai Iran.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Suriah, Djoko Harjanto

bersamaislam.com Jakarta - Pembantaian yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad dan milisi Syi'ah di Suriah semakin parah dan memakan korban lebih banyak. Sejumlah negara Arab bersatu padu untuk mencari solusi, diantaranya membentuk koalisi militer lintas negara untuk membela rakyat Suriah yang dibantai oleh presidennya yang otoriter. Sebagian besar negara yang bergabung dalam persatuan tersebut berasal dari negara-negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Ironinya, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia tidak termasuk dalam koalisi tersebut. Ternyata pemerintah Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo memang tidak berminat bergabung dalam koalisi militer tersebut. Hal itu tergambar dari pendapat pejabat pemerintahan Indonesia di Suriah yang menganggap memenuhi ajakan Arab Saudi berarti melukai persahabatan dengan Iran dan sekutunya.

Terkait hal tersebut, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) Republik Indonesia untuk Suriah, Djoko Harjanto, Suriah, pernah menjelaskan pada Republika pada Senin (21/3) lalu bahwa pemerintah tidak akan memenuhi ajakan Arab Saudi untuk bergabung dalam koalisi militer. Selain itu ia juga menyebutkan bahwa konflik di Suriah tidak terkait masalah Syi'ah dan Sunni.

"Di Suriah tidak ada benturan Sunni-Syiah, kalaupun ada itu adalah agenda perseteruan antara Arab Saudi dan Iran. Di Suriahnya sendiri tak ada hal seperti itu, saling menghormati. Penganut Kristen Ortodoks sendiri pun aman di sana. Orangnya ramah-ramah, sopan-sopan, tidak seperti negara lain, tentara sekalipun tidak ada yang beringasan," ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa keberadaan perwakilan RI di Suriah adalah keberpihakan ke Assad secara praktis.

"Kita tidak memihak, ya karena pemerintah Indonesia memang telah mengakreditasikan saya sendiri ke Assad, jika saya tak bekerja sama dengan Assad, jelas saya tidak bisa melindungi TKI dan kemana-kemana, malah bisa ditangkap. Lalu bagaimana ke depan? Kita bersikap praktis. Siapapun yang berkuasa, maka akan kita dukung," jelasnya.

Terkait ajakan Arab Saudi untuk bergabung dalam koalisi militer, ia menyebutkan bahwa Indonesia tidak akan ambil bagian dalam niatan tersebut.

"Ketika persoalan Timor-Timor, Suriah disuruh apa saja untuk mendukung kita, mereka mau. Ketiga, tentunya sama-sama Muslim sama negara non-Blok. Kita menolak misalnya ketika pihak Arab Saudi yang mengajak untuk bergabung dalam koalisi militer. Jika kami menerima ajakan tersebut, maka kita sudah mencederai persahabatan kita dengan Iran dan negara lain. Padahal di PBB, OKI, dan organisasi apapun itu kan tempat duduknya diterapkan sistem alfabetik, Irak, Indonesia, Iran," jelasnya.



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.