Metro TV Sebut Ulama Cirebon Tak Dukung Aksi 112, Buya Yahya Nyatakan itu Fitnah
Umatuna.com - Ulama Cirebon, Ustadz Yahya Zainul Maarif (Buya Yahya) menegaskan dukungannya untuk aksi 112 atau kegiataan dzikir atau Tausiyah Nasional yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, kemarin.
Dalam klarifikasi resmi melalui rekaman video logo Al-Bahjaj TV berdurasi empat menit empat detik yang diterima redaksi, pimpinan Pondok Pesantren Al-Bahjaj ini membantah pemberitaan sejumlah media arus utama (mainstream) televisi swasta yang menyebut ulama Cirebon, Jawa Barat, dengan gambar narasumber dirinya, tidak mendukung aksi damai tersebut.
Pihak Al-Bahjah menjelaskan, pemberitaan media-media tersebut beranjak dari acara silaturahim pihak kepolisian setempat yang menyambangi Buya Yahya di Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Kamis (9/2) lalu.
Berikut klafikasi utuh dari Buya Yahya melalui rekaman video berlogo Al-Bahjaj TV:
"Kebaikan-kebaikan bisa menjadi permusuhan karena adanya fitnah dan dari dulu kami juga menghindar dan tidak mau kalau kami dimohon, diminta untuk wawancara dalam acara apapun, dalam session televisi, karena kami khawatir ada kalimat terpotong kemudian itu merugikan kami, atau orang lain, siapa pun sementara kami tidak bisa mengklarifdikasi karena kami tidak punya media.
Tapi begitulah Allah mengatur, di hari kemarin kami harus berwawancara dengan beberapa wartawan, yang juga didampingi pihak kepolisian ke tempat kami dan kami sudah mewanti-wanti tidak memberitakan, agar tidak memotong berita ini. Kalaupun dipotong hendaklah potongan yang tidak memberikan sebab fitnah atau prasangka buruk,.
Sudah kami wanti-wanti, dan berulang-ulang kami wanti tapi kenyataannya ada lah kami dikagetkan berita yang diekspos media televisi nasional ataupun lokal, yang sangat bertentangan, bukan sekadar berbeda dengan apa yang kami sampaikan di antaranya, dan banyak bisa anda lihat, kami tidak ingin merinci dalam klarifikasi singkat ini, di antaranya televisi dengan tagline ulama Cirebon tidak mendukung aksi 112.
Ini kan membuat fitnah dan gambarnya gambar kami ini membuat fitnah, dan ini berbahaya
Kemudian disitu juga ada omongan kami dipotong, hanya dipotong sesuai dengan keinginannya, potongan itu sangat berbahaya, sangat berbahaya, anda lihat sendiri, anda cermati sendiri.
Kami mengajak anda untuk jujur menilai, dan Alhamdulillah kami punya videonya lengkap dari awal sampai akhir, anda bandingkan. Kami digolongkan sebagai ulama, kami santri, Alhamdulillah husnudzon, kami dianggap ulama ya kami menghormati para ulama kami, kami menghormati para pejuang kami,
Ternyata adanya berita semacam itu, ini merugikan ulama, merugikan umat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Nah yang perlu kami cermati di sini, adanya media semacam ini, yang biasanya memberitakan semacam itu, yang membuat fitnah, membuat permusuhan. Nah ini yang perlu dicermati, dan ini berbahaya sekali.
Maka kami mengimbau kepada siapapun yang punya kompeten untuk bisa mewaspadai adanya media semacam ini, kalau bisa diselesaikan. Anda banding berita yang mereka ekspos dengan video yang juga kami punya. Anda banding dan anda simpulkan dan kami mohon bagi siapapun yang punya kemampuan, berjihad untuk menyelesaikan dan media ini yang menjadi perpecahan umat umat ribut karena media semacam ini, media yang punya kalimat-kalimat yang menimbulkan fitnah, prasangka buruk dan adu domba.
Sudah kami wanti-wanti kemarin, hati-hati kamu wartawan ini sebab bersatunya umat kalau kamu benar tapi kalau enggau tidak benar menjadi sebab kerusakan ini tapi kenyataannya kami ancam semacam itu, masih ada muncul berita semacam itu anda lihat wahai hamba Allah yang kami cintai, kami mengimbau uintuk semua jujur tulus kepada Allah, kepada dirinya sendiri dan sungguh kami sangat rindu perdamaian, persatuan negeri ini, semoga Allah menjauhkan negeri ini dari pertumpahan darah dan semoga Allah menjauhkan negeri ini dari permusuhan, dan semoga Allah menjadikan kita hamba yang saling mencintai karena Allah."
Dari penelusuran, video berita yang dimaksud sudah tak bisa diakses lagi di tautan http://video.metrotvnews.com/headline-news/nN9JjQeb/ulama-di-cirebon-imbau-warga-tak-ikut-aksi-112.
Kontributor Metro TV di Cirebon yang meliput silaturahim itu telah menyatakan permintaan maaf atas pemberitaan tersebut. (rmol)
Dalam klarifikasi resmi melalui rekaman video logo Al-Bahjaj TV berdurasi empat menit empat detik yang diterima redaksi, pimpinan Pondok Pesantren Al-Bahjaj ini membantah pemberitaan sejumlah media arus utama (mainstream) televisi swasta yang menyebut ulama Cirebon, Jawa Barat, dengan gambar narasumber dirinya, tidak mendukung aksi damai tersebut.
Pihak Al-Bahjah menjelaskan, pemberitaan media-media tersebut beranjak dari acara silaturahim pihak kepolisian setempat yang menyambangi Buya Yahya di Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Kamis (9/2) lalu.
Berikut klafikasi utuh dari Buya Yahya melalui rekaman video berlogo Al-Bahjaj TV:
"Kebaikan-kebaikan bisa menjadi permusuhan karena adanya fitnah dan dari dulu kami juga menghindar dan tidak mau kalau kami dimohon, diminta untuk wawancara dalam acara apapun, dalam session televisi, karena kami khawatir ada kalimat terpotong kemudian itu merugikan kami, atau orang lain, siapa pun sementara kami tidak bisa mengklarifdikasi karena kami tidak punya media.
Tapi begitulah Allah mengatur, di hari kemarin kami harus berwawancara dengan beberapa wartawan, yang juga didampingi pihak kepolisian ke tempat kami dan kami sudah mewanti-wanti tidak memberitakan, agar tidak memotong berita ini. Kalaupun dipotong hendaklah potongan yang tidak memberikan sebab fitnah atau prasangka buruk,.
Sudah kami wanti-wanti, dan berulang-ulang kami wanti tapi kenyataannya ada lah kami dikagetkan berita yang diekspos media televisi nasional ataupun lokal, yang sangat bertentangan, bukan sekadar berbeda dengan apa yang kami sampaikan di antaranya, dan banyak bisa anda lihat, kami tidak ingin merinci dalam klarifikasi singkat ini, di antaranya televisi dengan tagline ulama Cirebon tidak mendukung aksi 112.
Ini kan membuat fitnah dan gambarnya gambar kami ini membuat fitnah, dan ini berbahaya
Kemudian disitu juga ada omongan kami dipotong, hanya dipotong sesuai dengan keinginannya, potongan itu sangat berbahaya, sangat berbahaya, anda lihat sendiri, anda cermati sendiri.
Kami mengajak anda untuk jujur menilai, dan Alhamdulillah kami punya videonya lengkap dari awal sampai akhir, anda bandingkan. Kami digolongkan sebagai ulama, kami santri, Alhamdulillah husnudzon, kami dianggap ulama ya kami menghormati para ulama kami, kami menghormati para pejuang kami,
Ternyata adanya berita semacam itu, ini merugikan ulama, merugikan umat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Nah yang perlu kami cermati di sini, adanya media semacam ini, yang biasanya memberitakan semacam itu, yang membuat fitnah, membuat permusuhan. Nah ini yang perlu dicermati, dan ini berbahaya sekali.
Maka kami mengimbau kepada siapapun yang punya kompeten untuk bisa mewaspadai adanya media semacam ini, kalau bisa diselesaikan. Anda banding berita yang mereka ekspos dengan video yang juga kami punya. Anda banding dan anda simpulkan dan kami mohon bagi siapapun yang punya kemampuan, berjihad untuk menyelesaikan dan media ini yang menjadi perpecahan umat umat ribut karena media semacam ini, media yang punya kalimat-kalimat yang menimbulkan fitnah, prasangka buruk dan adu domba.
Sudah kami wanti-wanti kemarin, hati-hati kamu wartawan ini sebab bersatunya umat kalau kamu benar tapi kalau enggau tidak benar menjadi sebab kerusakan ini tapi kenyataannya kami ancam semacam itu, masih ada muncul berita semacam itu anda lihat wahai hamba Allah yang kami cintai, kami mengimbau uintuk semua jujur tulus kepada Allah, kepada dirinya sendiri dan sungguh kami sangat rindu perdamaian, persatuan negeri ini, semoga Allah menjauhkan negeri ini dari pertumpahan darah dan semoga Allah menjauhkan negeri ini dari permusuhan, dan semoga Allah menjadikan kita hamba yang saling mencintai karena Allah."
Dari penelusuran, video berita yang dimaksud sudah tak bisa diakses lagi di tautan http://video.metrotvnews.com/headline-news/nN9JjQeb/ulama-di-cirebon-imbau-warga-tak-ikut-aksi-112.
Kontributor Metro TV di Cirebon yang meliput silaturahim itu telah menyatakan permintaan maaf atas pemberitaan tersebut. (rmol)
0 komentar:
Posting Komentar