Portal Berita Islam Terpercaya

Rabu, 15 Februari 2017

Ekonomi Rakyat Sedang Melemah, Harus Ada Terobosan Baru

MuslimCyber.id - Sangat sulit menyatakan bahwa tim ekonomi Pemerintah Jokowi telah bekerja dengan baik. Berdasarkan yang ditemui di lapangan maupun dari data-data yang terpublikasi resmi, semuanya mengarah pada kesimpulan, ekonomi rakyat sedang melemah.

Demikian catatan peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP), Gede Sandra seperti keterangan persnya, Kamis (16/2).

"Seperti bila kami tanya kepada para penjual sayur keliling di komplek-komplek, umumnya mereka menjawab telah terjadi penurunan omset 30-50 persen dalam enam bulan terakhir. Sementara bila kami tanya para penjual bahan bangunan, umumnya mereka menjawab bahwa juga terjadi penurunan omset hingga 30 persen semenjak beberapa bulan terakhir," kata Gede.

Selain itu, berdasarkan informasi dari salah satu perusahaan yang tertua di Indonesia yang memproduksi sabun, shampo, kecap, dan produk lainnya yang umum dipakai di masyarakat kelas menengah ke bawah, terdapat suatu tren konsumsi yang perlu dicermati.

Ternyata belakangan ini masyarakat mulai beralih dari sabun cair ke sabun batangan, yang ditandai dari turunnya konsumsi terhadap sabun cair dan meningkatnya konsumsi sabun batangan. Selain itu juga masyarakat mulai beralih dari kecap botol ke kecap sachet, yang ditandai dengan naiknya konsumsi kecap sachet dan turunnya konsumsi kecap botolan.

Kemudian berdasarkan informasi dari seorang pengusaha mall, lanjut Gede, telah terjadi penurunan penjualan makanan sebesar 10 persen dan penurunan penjualan pakaian sebesar 20 persen di seluruh cabangnya di Infonesia.

"Data ini memang belum terpublikasi resmi, tapi perlu untuk diperiksa kebenarannya. Bila ternyata benar, tentu ini sangat mengkhawatirkan," sebutnya.

Penjualan sepeda motor, yang lazim dipakai masyarakat menengah ke bawah, pun ternyata juga menurun. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) penjualan sepeda motor sepanjang tahun 2016 turun 8,5 persen dari tahun sebelumnya.

Kemudian berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), dibandingkan Desember 2016 data pertumbuhan penjualan eceran bulan Januari 2017 menunjukkan penurunan. Yaitu terjadi pada penjualan suku cadang dan aksesoris turun 0,9 persen; penjualan makanan, minuman, dan tembakau turun 2,7 persen; penjualan bahan bakar kendaraan turun 2,2 persen; penjualan peralatan informasi dan komunikasi turun 0,6 persen; penjualan perlengkapan rumah tangga turun 0,7 persen;  penjualan barang budaya dan rekreasi turun 1,3 persen; dan penjualan sandang (pakaian) turun 2,1 persen.

"Maka jelas harus ada terobosan yang progresif untuk kembali memperkuat ekonomi rakyat. Harus ada pemikiran yang out of the box. Tidak bisa lagi tim ekonomi pemerintah mengandalkan cara berpikir yang lama. Apalagi bila terperangkap di dalam pikiran yang sangat konservatif," ujar Gede. (
rmol)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.