Heboh Spanduk Wayang Kulit Bukan Syari'at Islam, Adu Domba PKI?

Spanduk yang diduga bentuk adu domba oleh PKI

bersamaislam.com Jakarta - Dunia media sosial sedang dihebohkan dengan beredarnya foto sejumlah spanduk yang dipasang di sejumlah wilayah di Jakarta. Spanduk yang berisi tulisan "Wayang Kulit Bukan Syariat Islam" tersebut diduga sejumlah netizen merupakan cara adu domba yang pernah dilakoni oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masanya untuk menjatuhkan para ulama dan aktifis Islam.

Beberapa spanduk yang dipajang di sejumlah pinggiran jalan raya pada pagi Minggu (22/1) tersebut saat ini telah diturunkan oleh para masyarakat karena ditakutkan akan memicu sengketa antara budayawan dan para aktifis Islam.

Foto spanduk tersebut juga sempat dibagikan di lini masa akun Twitter penulis sekaligus pengurus Komunitas Salihara bernama Goenawan Mohamad. Ia mengomentari salah satu spanduk yang dipajang di wilayah Cempaka Putih, Jakarta.

"Wayang kulit dilarang.  Menurut orang2 yg tahu, syiar Islam di Jawa dgn wayang," ujarnya.

Spanduk lainnya yang dijumpai di wilayah Cempaka Putih

Namun sejumlah netizen menganggap pemasangan spanduk tersebut adalah bentuk adu domba yang dilancarkan oleh antek-antek PKI.

"Umat Islam itu sadar sejarah itu bhw wayang itu salah satu media dakwah walisongo. Pembuat spanduk jelas PKI, Kafir dan munafiq," ujar netizen bernama HasbyYusuf.

"Yang bikin spanduk ini bego bgt ya. mana ada wayang diputar. Spanduk ala PKI," tulis Ibnu.

"Dari dulu umat islam ga ada masalah dgn wayang, knapa bru skrng ada spanduk ke gitu. Udah bisa ketebak propaganda ala PKI," ungkap Aditiya Boris.

"Setelah spanduk PKI, kini muncul spanduk penolakan pentas wayang kulit. Pelakunya ya itu-itu juga. Haruskah mereka kita beri tempat? Tidaak!," kata Wito Karyono.

Seorang wartawan yang bernama Feri Latief ‏juga mengungkapkan hal yang senada dimana ia menduga kalau spanduk itu adalah propaganda Orde Baru atau PKI.

"Jangan2 yang bikin spanduk wayang kulit haram itu orde baru atau PKI?," seru Feri di laman Twitter-nya.