Portal Berita Islam Terpercaya

Rabu, 11 Januari 2017

Gagal Disudutkan Pengacara Ahok, Jawaban Pedri Kasman Ini Tampar Bolak-Balik Ahok Dan Seluruh Tim Pengacaranya

Jakarta - Mungkin inilah salah satu alasan kenapa stasiun-stasiun televisi nasional dilarang untuk menayangkan secara langsung persidangan kasus penghujatan agama Islam yang dilakukan oleh Zhong Wan Xie alias Ahoax, justru disaat yang sangat penting yaitu mendengarkan keterangan para saksi-saksi pelapor yang memberatkan Ahok.
Yaitu mereka musuh-musuh Islam yang menguasai media nasional tidak ingin masyarakat tau bahwa umat Islam memiliki begitu banyak sosok intelektual muda yang cerdas, tegas dan istiqomah dalam membela agama Allah, seperti salah satunya yang ditunjukkan oleh Pedri Kasman, Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
Tak cuma bicara kosong seperti yang biasa diperagakan oleh para Loyalis Zhong Wan Xie, sebagai saksi pelapor Pedri melakukan langkah nyata yang ia tunjukkan kepada Majelis Hakim di Auditorium Kementerian Pertanian, Pasar Minggu Ragunan Jakarta Selatan, Selasa 10/1/2017.
Pedri membawa alat bukti video rekaman pidato saat Ahok menista Surat Al-Maidah 51 pada 27/9/2016 di Pulau Seribu, yang tak bisa dibantah kebenarannya oleh para pengacara Ahok dan Ahok sendiripun sudah mengakui bahwa rekaman video tersebut asli dan benar adanya.
"Ada VCD ya, yang berisi video lengkap, tidak ada editan sesuai yang dianalisa Puslabfor Mabes Polri. Tentu dari Youtube," ujar Pedri.
Pedri mengatakan, kesaksiannya bakal fokus pada hal-hal yang berdasarkan Pasal 156 (a) KUHP. Pedri juga siap merekomendasikan ahli yang layak dan patut dihadirkan dalam persidangan.
Jadi sedari awal Pedri sudah menegaskan tak akan mau diseret oleh berbagai manuver para pengacara Ahok yang selalu mencoba kabur dari substansi masalah dengan mengalihkan ke isu-isu lain.
Karena sudah terbukti pada sidang keempat karena tak kuasa membantah pernyataan Ustadz Novel Bamukmin, kubu Ahok malah mati-matian berusaha memviralkan persoalan remeh-temeh salah ketik Pizza Hut menjadi Fitsa Hats yang dilakukan oleh aparat penyidik kepolisian, demi untuk mengalihkan isu.
"Kami akan sampaikan kenapa kami melapor, apa yang membuat kami tersinggung dengan ucapan saudara Ahok dan alat bukti apa yang bisa kami sampaikan," kata Pedri.
Pedri juga mengeluarkan argumentasi-argumentasi yang fokus dan bagus sekali dalam menjawab berbagai serangan pengacara Ahok pada sidang kelima kasus penistaan agama ini.
"Kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok adalah kasus hukum, sehingga tidak perlu ada tabayyun."
Demikian pernyataan Pedri Kasman, saksi pelapor dalam menjawab pertanyaan kuasa hukum Ahok, Humprey S Djemat yang mempermasalahkan Pedri tidak terlebih dahulu melakukan "tabayyun" atau konfirmasi atas bukti video yang digunakan untuk menjerat sang penista agama.
"Saya sudah jelaskan, tabayyun itu konteksnya berbeda. Ini kan kasus hukum, kasus hukum tidak ada tabayyun-tabayyunan," tepis Pedri Kasman di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (10/1).
Sebelumnya, Humprey menduga bukti yang digunakan oleh Pedri adalah video hasil suntingan yang diunggah oleh Buni Yani di media sosial dan hanya berdurasi 13 detik.
Menjawab hal tersebut, Pedri mengatakan bahwa pihaknya memang fokus pada pidato Ahok di menit 20.20 hingga 20.33 yang berdurasi 13 detik. Pasalnya, letak penistaan agama terletak selama durasi tersebut.
"Pernyataan Ahok pada menit 20.20 sampai 20.33 itu lebih kurang berbunyi dibohongi pakai surat Al-Maidah 51 dan seterusnya. Di belakangnya ada kata-kata dibodohi gitu, kita fokus pada kalimat itu. Jadi kalau ada yang mengatakan hanya dilaporkan pada video yang 13 detik, sekali lagi saya tegaskan kita fokus pada penyataan itu. Karena pernyataan yang jadi penodaan agama adalah dalam pernyataan itu 'dibohongi pakai surat Al-Maidah 51'," jelasnya.
Demikian jawaban Pedri yang membuat Humphrey Jemat pengacara bayaran Ahok mati kutu tak bisa membantah lagi.
Pedri juga membantah tudingan Humprey yang menyebutnya dirinya saling mengenal dengan Buni Yani. Tudingan Humprey itu berdasarkan dari sebuah foto yang diambil saat Buni Yani berkunjung ke kantor Pedri di kawasan Menteng.
Pedri menegaskan, dirinya sama sekali tak kenal Buni Yani sebelum melaporkan Ahok ke Bareskrim atas dugaan kasus penistaan agama oleh Ahok pada tanggal 7 Oktober 2016. Karenanya, pelaporan dia sama sekali tak ada hubungannya dengan Buni Yani.
"Saya jelaskan, sebelum saya melapor, saya sama sekali tidak kenal dengan Buni Yani dan laporan saya sama sekali tidak ada hubungannya dengan Buni Yani. Itu kunjungan biasa, pada 28 Desember (2016) sebagai tamu ya, kami sebagai tuan rumah ya kami layani siapa saja yang datang," urainya.
Beberapa waktu lalu, Jessica Kumala Wongso divonis hukuman penjara 20 tahun oleh Majelis Hakim walaupun tak ada saksi mata yang melihat langsung Jessica menaruh racun ke gelas Mirna Shalihin. Walau hanya dengan hanya bermodalkan rekaman CCTV yang bisu dan tidak jelas, namun Majelis Hakim tetap memvonis Jessica dengan maksimal sesuai tuntutan Jaksa Penuntut Umum.
Kali ini penistaan agama yang Ahok lakukan bisa disaksikan dan dibuktikan sendiri sejelas-jelasnya rekaman videonya, baik visual maupun suaranya.
Karena itu diyakini apabila mampu memutuskan sesuai hati nurani tanpa intervensi kekuasaan, Insya Allah Majelis Hakim akan memvonis Ahok hukuman maksimal yaitu lima tahun penjara.
Keterangan foto: Pedri Kasman, Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.