Portal Berita Islam Terpercaya

Sabtu, 14 Januari 2017

Artis Hollywood Katy Perry Demo Trump Atas Kebijakan Anti Muslim

Katy sempat memposting fotonya memakai hijab saat ulang tahunnya beberapa waktu lalu

bersamaislam.com New York - Pada 21 Januari, penyanyi nominator penghargaan musik Grammy Award bernama Katy Perry akan bergabung bersama sejumlah selebriti Hollywood di Washington yang menentang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump. Menjelang acara nasional tersebut dia juga berpartisipasi dalam gerakan tagar "#DontNormalizeHate" yang merupakan salah satu film pendek yang diposting ke YouTube yang berisi tentang kesamaan antara retorika anti-Muslim Trump dan penahanan massal 120.000 warga Amerika Jepang selama Perang Dunia II, dan ia pun bertanya: "Apakah sejarah tersebut akan berulang kembali?."

Perry juga berbagi kisah nyata seorang wanita keturunan Jepang yang bernama Haru Kuromiya (89 tahun), yang berasal dari Riverside, California. Ia masih gadis saat keluarganya terpaksa meninggalkan rumah mereka dan dikirim ke penahanan massal atas perintah pemerintah Amerika, yang merupakan suatu tindakan prasangka dan ketakutan yang tetap menjadi sejarah hitam dalam sejarah AS.

"Seluruh keluarga saya ditahan di pencatatan sipil. Hak konstitusional kami dicabut," kenangnya.

Seorang pembuat film berketurunan Jepang bernama Aya Tanimura, yang sudah bekerjasama dengan artis Katty Perry, Charlie Puth dan Alessia Cara, telah merasakan kepanikan saat menonton kampanye presiden Trump yang diselingi kekhawatiran retorika xenophobia terhadap perempuan, Muslim dan minoritas lainnya.

"Trump telah menciptakan ketakutan bagi Muslim Amerika di Amerika Serikat. Akuntabilitas dan tanggung jawab yang Anda katakan dan lakukan sekarang telah membuat orang merasa lebih bebas dan rasis, bebas bertindak atas dasar rasisme, karena perilaku itu tidak dapat diterima. Jika hukum diletakkan sebagai pijakan sikap rasis tersebut maka itu akan sangat menakutkan," kata Tanimura kepada LA Times pada Kamis (12/1).

Seperti pada saat kampanye, Trump menyerukan "hentikan izin bagi Muslim untuk memasuki Amerika Serikat." Pernyataan yang telah mengancam populasi Muslim Amerika tersebut juga ia ulangi dalam sebuah pernyataan yang diposting di website resminya. Pernyataan tersebut telah menjadi hari-hari buruk bagi warga minoritas Muslim di Amerika. Setelah pernyataan kontroversial tersebut, terjadi peningkatan pelecehan dan intimidasi terhadap kelompok minoritas di setiap kota di Amerika Serikat.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.