Portal Berita Islam Terpercaya

Rabu, 21 Desember 2016

Fahira Idris Apresiasi Ketegasan Ridwan Kamil Terkait Pemaksaan Atribut Natal

Sikap tegas Ridwan Kamil yang minta pengusaha tak paksa karyawan pakai atribut natal diapresiasi oleh Fahira Idris.
Fahira Idris dan Ridwan Kamil

bersamaislam.com Jakarta - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengeluarkan surat imbauan kepada para pengusaha di kota Bandung untuk tidak memaksa karyawannya untuk mengenakan atribut natal. Sikap tegas Kang Emil, sapaannya, diapresiasi oleh Wakil Ketua Komite III DPD yang membidangi urusan keagamaan, Fahira Idris. Fahira juga meminta kepala daerah di kota lain untuk meniru sikap tegas Wali Kota Bandung agar semua pengusaha tidak memaksa karyawannya untuk mengenakan atribut natal.

"Imbauan kepala daerah tersebut penting untuk meneguhkan nilai-nilai toleransi antarumat beragama yang sekarang maknanya mulai banyak dibelokkan," ujar Fahira seperti dilansir Republika pada Jumat (16/12).

Menurut alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut, makna hakiki toleransi adalah mengendalikan diri untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Ia melanjutkan, sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan-perusahaan untuk menyediakan ruang untuk saling menghargai keyakinan masing-masing dan tidak memaksakan nilai agama yang dianutnya kepada yang pemeluk yang berlainan agama.

"Saya mengimbau kepada seluruh kepala daerah lain agar juga membuat surat imbuan kepada seluruh pengusaha di kotanya untuk tidak memaksa karyawan untuk mengenakan atribut natal," jelas Fahira.

Ia menambahkan, pemaksaan sebuah perusahaan kepada karyawannya untuk mengenakan atribut natal padahal karyawan yang bersangkutan beragama lain adalah sebuah bentuk intoleransi yang dapat merusak rasa kebersamaan yang sudah menyatukan Indonesia selama 71 tahun lamanya.

"Sekarang sudah banyak oknum yang mencoba untuk membolak-balikkan logika soal toleransi. Masyarakat yang menolak mengenakan atribut natal ntar dibilang tidak toleran. Ini kan sangat aneh. Pembelokan makna toleransi tersebut malah ramai dikampanyekan. Padahal kalo mereka paham, dalam toleransi antarumat beragama ada batasan yang boleh dan yang tak boleh," ujar lulusan Magister Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran Bandung tersebut.

Dia mengaku telah mengirim surat imbauan kepada sejumlah para pengusaha yang merupakan bagian dari asosiasi, supermarket, perusahaan ritel, hotel, toko dan lainnya di seluruh Indonesia untuk tak memaksa karyawannya untuk mengenakan atribut natal yang merupakan budaya agama Kristen.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.