Portal Berita Islam Terpercaya

Minggu, 29 Januari 2017

KEMBALI FOKUS!!! SELESAIKAN SIDANG PENISTAAN AGAMA

Pengalihan fokus terhadap sidang penistaan agama terus terjadi. Hal itu mulai nampak dari eksepsi terdakwa Ahok yang ngelantur dari substansi masalah. Ini menunjukkan pada substansi masalah sudah tidak ada celah bagi terdakwa untuk melawan fakta hukum persidangan. Kesan itu semakin nampak ketika terdakwa malah menyerang pribadi saksi, bukan memberikan pembelaan atas tuduhan. 

Sayangnya media tidak jujur mengungkap berbagai fakta persidangan. Bahkan lebih terkesan berpihak, dengan hanya menayangkan saat terdakwa membacakan eksepsi yang tidak nyambung. Sementara persidangan yang menampilkan saksi-saksi untuk memperjelas tuduhan justru tidak lagi ditayangkan TV. Padahal ini akan mendidik publik dengan faham betapa pentingnya peraturan dalam menjaga perbedaan agama ini. Persis seperti pembatalan acara ILC di sebuah TV kemarin ini. 

Sedangkan, tayangan eksepsi terdakwa terasa sungguh tidak mendidik publik. Seperti halnya masyarakat faham bagaimana peran media TV sejauh ini dalam mendidik bangsa ini. Bukannya membela atas tuduhan yang ada, malah membuat sinetron kisah sedih yang dibumbui dengan air mata dan segudang kisah abal-abal yang menjauhkan dari substansi persidangan. 

Namun publik cukup cerdas, dengan dukungan kebebasan informasi dari media non mainstream, drama itu terkuak. Sayangnya pengalihan tidak berhenti disitu. Malah public disuguhkan dengan sejumlah pelaporan berbagai tokoh ulama dan tokoh lainnya dengan berbagai kasus yang tidak jelas namun dengan proses yang jauh lebih cepat dengan kasus penistaan agama ini. Bahkan kembali dengan bumbu-bumbu yang luar biasa. Sehingga kembali melebarkan masalah dengan kasus fenomenal, tragedi berdarah 121 di Mapolda Jabar. Tentu saja ini kembali meicu kemarahan warga Jawa Barat. 

Sehingga kita dibuat sibuk hanya gara-gara kasus penistaan agama yang oleh aparat penegak hokum tidak diselesaikan dengan segera. Alih-alih menyelsaikan kasus ini dengan segera, demi terjaganya hubungan antar ummat beragama yang diamanahkan oleh Undang-Undang dan berbagai perangkat hukum, malah yang terjadi pemerintah nampak memutar balikan fakta bahwa FPI lah yang intoleran dan mengganggu NKRI. Dengan berbagai upaya mengkriminalisasi para tokoh GNPF MUI. 

Sampai yang paling factual adanya teror penurunan angkatan bersenjata di sekitar pesantren Habibe Rizieq Syihab dengan dalih latihan. Tentu saja ini memicu reaksi dari publik sampai seorang tokoh mualaf tionghoa sangat menyayangkan teror ini. Beruntunglah sikap Habieb Rizieq bisa membalas teror ini dengan meredamnya. Beliau mengadakan kegiatan bakti sosial kepada masyarakat yang terganggu dengan teror tersebut. Namun sangat disayangkan, kembali muncul tuduhan keji dan kotor terhadap pribadi beliau. Lihatlah, dosa yang semakin menumpuk dari bangsa ini. 

Kita sebagai bangsa harus faham kasus penistaan agama itu bisa memicu kemarahan ummat islam yang luas. Sebagaimana bila ummat agama lainpun diperlakukan sama. Maka, sejak lama bangsa ini menjaga agar setiap pemunculan kasus ini untuk tidak berlarut-larut. Karena bukan saja membuat bangsa ini diadu domba karena perbedaan. Tapi juga bisa mendangkalkan keyakinan beragama yang justru itu adalah inti dari Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka, segala penistaan agama yang berdampak kepada penghayatan dan pengamalan Pancasila harus segera dituntaskan.

Karena perbedaan itu sunatullah dan sumber keberkahan ilmu dan iman. Maka penistaannya akan dengan mudah mengganggu kekokohan bangsa ini. Saksikanlah kerusakan yang telah dibuat oleh proses hukum yang berlarut-larut dari sebuah kasus penistaan agama. Dimensinya sampai kepada sejarah panjang bangsa ini, termasuk didalamnya tema seputar proses pendirian bangsa ini dizaman kemerdekaan dan juga tragedy PKI yang kelam. 

Maka, mari kembalikan kebijaksanaan bangsa ini untuk kembali menyederhanakan masalah dan menjaga hal yang hakiki. Bahwa keputusan sidang penistaan agama ini akan menjadi bagian dari sejarah bangsa ini. Apakah generasi kita ini akan menggores tinta emas, atau justru membuat noktah hitam dalam sejarah panjang bangsa yang besar ini. Penghakiman manusia dan peradaban sepanjang sejarah manusia akan menjadi kenangan yang membekas dalam hidup kita, didunia dan akhirat.

#sidangpenistaanagama
#tangkapahok
#tegakkankeadilan
#NKRIhargamati
#intoleran

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.