Portal Berita Islam Terpercaya

Selasa, 24 Januari 2017

Festival Babi Ditentang Muslim Semarang, Warga Keturunan Cina Kesal

Muslim Semarang menolak acara Imlek yang bernuansa provokatif bernama Pork Festival atau Festival Babi.
Pork Festival dan Press Release berisi penolakan dari ormas Islam Semarang

bersamaislam.com Semarang - Umat Islam Indonesia dikejutkan dengan penghelatan agenda Imlek yang bernuansa provokatif. Acara yang dulunya bertema Imlek atau Chinese New Year kini dianggap semakin berani dengan memberi nama acara tersebut dengan judul Pork Festival (Festival Babi atau Festival Makanan Olahan Daging Babi) sehingga memicu konflik antar agama. Anggapan tersebut menjadi sebab penolakan yang diutarakan oleh sejumlah ormas Islam.

Salah satu ormas Islam bernama Forum Umat Islam Semarang (FUIS) mengungkapkan penolakan dalam laman resmi facebook mereka. FUIS menganggap acara yang akan diselenggarakan di Pasaraya Sri Ratu Semarang tanggal 23-29 Januari 2017 tersebut berpotensi konflik. Ummat Islam Semarang menganggap bahwa penamaan acara dengan nama yang provokatif adalah tindakan munkar dimana sekelompok orang yang dengan terang-terangan mengajak warga sekitar yang mayoritas muslim untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah.

Seperti diketahui, memakan daging babi adalah sebuah larangan dalam agama Islam sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an, Surat Al-Maidah, ayat 3:

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Tindakan provokasi tersebut tidak hanya merupakan tindakan munkar tetapi sekaligus tindakan pelecehan secara terbuka terhadap Ummat Islam yang merupakan warga mayoritas di Kota Semarang.

Pork Festival Semarang

Pelarangan tersebut mendapat respon beragam oleh netizen. Salah satunya Andrean yang merupakan salah seorang warga keturunan Cina menumpahkan kekesalannya di laman sosial facebook-nya.

"Kenapa juga harus protes. Udah jelas haram kan? Knp musti terganggu? Ga ada yg ngajak kan? Bukan pas bulan puasa kan? Kalau masalah nama Pork Festival aja dan gambar babi bikin kalian terganggu, nah tolong jelaskan atas dasar apa terganggunya? Kalau atas dasar haram, masa lihat gambar babi atau tulisan pork aja jadi haram? Engga kan? Masa cuma krn tulisan festival aja dipermasalahkan? Tapi kok babi nya yg haram ga dimasalahin? Wkwkwk," ujar Andrean.

Saat ini sejumlah ormas Islam di semarang sedang menuntut untuk membatalkannya acara kuliner Pork Festival tersebut dan berharap komunitas kuliner Semarang agar menghargai Semarang sebagai kota dengan mayoritas muslim. Disamping itu mereka juga menghimbau agar pihak kepolisian tidak mudah memberikan izin untuk kegiatan-kegiatan yang berpotensi gejolak di masyarakat sekitar.

Ormas Islam Semarang juga berharap agar Walikota Semarang konsisten untuk menjaga citra Semarang sebagai kota religius. Walikota Semarang juga didesak untuk melaporkan panitia penyelenggara Pork Festifal kepada pihak kepolisian karena telah mencitrakan Kota Semarang sebagai Kota Babi. Mereka juga menegaskan bila Pork Festival tetap dilaksanakan maka ormas-ormas Islam yang ada di Semarang akan turun ke jalan untuk menolak acara kontroversial tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.