Portal Berita Islam Terpercaya

Kamis, 29 Desember 2016

Jendral Anton Tabah: “Dari Segi Apapun Ahok Tak Bisa Lolos Karena Penistaan Agama Yang Dilakukannya Jauh Lebih Berat Dari Permadi"

Kamis, 29 Desember 2016
Jakarta - Jendral Purnawirawan Anton Tabah Digdoyo turut menjadi pembicara pada acara Majelis Taqorrub Ilallah dan Temu Pembaca Suara Islam (MTI-TPSI) di Masjid Baiturrahman Menteng Atas Jakarta Selatan, Ahad 25 Desember 2016.
Haji Anton Tabah ini adalah sosok yang menangkap dan memenjarakan Permadi SH pada kasus penistaan agama Islam beberapa tahun silam.
Karena itu beliau geram apabila Zhong Wan Xie alias Ahok yang telah menistakan Surat Al-Maidah ayat 51 tidak ditahan. Karena penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok jauh lebih berat dan berbahaya daripada yang dilakukan oleh Permadi.
Jendral Anton juga adalah sosok yang memperjuangkan diperbolehkannya para polisi wanita dan prajurit wanita TNI untuk berjilbab, dan akhirnya perjuangan beliau berhasil pada tahun 2015. Berikuit pemaparan beliau.
Anton Tabah: "Saya jendral sendirian yang memperjuangkan jilbab polwan. Selama 6 tahun saya bertugas di Inggris. Di London dalam satu acara parade saya melihat seorang polisi wanita mengenakan jilbab."
"Lalu saya tanya Kapolda Metro London Mayjen Douckart, "itu polisi wanita berjilbab, apakah karena ia muslim?", lalu Mayjen Douckart menjawab, ya, polisi muslimah disini boleh menggunakan jilbab.
Jendral Anton melanjutkan: "Saya terpukul sekali mendengar jawaban itu, karena di Indonesia negara muslim terbesar di dunia, malah dilarang polisi wanita mengenakan jilbab."
"Sepulang dari Inggris, saya membuat laporan khusus soal Jilbab Polwan, saya tembusi juga ke SBY Presiden saat itu. Saya sempat ditentang oleh Kapolri saat itu. Maka meledaklah masalah itu. Tapi bagi saya ini konsekuensi jihad. Jabatan di dunia ini cuma sementara, yang penting kita terkenal dan punya jabatan di langit."
"Alhamdulillah tahun 2015 akhirnya berhasil. Saya katakan wanita TNI bersabar karena kalau polisi wanita sudah boleh berjilbab tentu di TNI juga akan sama. Akhirnya 9 bulan kemudian wanita TNI boleh berjilbab, ini bagi prajurit yang mau. Alhamdulillah ini sudah resmi polwan dan wanita TNI boleh berjilbab."
Jendral Anton melanjutkan, "Kemarin saya dengar ada kejuaraan karateka para muslimah dilarang pake jilbab, disuruh lepas. Herannya ulamanya diam. Saya taunya telat, itu juri dan panitia kejuaaraan itu bisa dipidana."
Lalu beliau menceritakan pengalamannya saat menangkap Permadi SH kasus penistaan agama.
"Saya yang menangkap penista agama Islam saat itu, Permadi dalam keadaan sulit. Padahal kasus Permadi tak ada apa-apanya dibandingkan Ahok."
"Semua pelaku kasus penistaan agama tidak ada yang lolos. Arswendo dipenjara full 5 tahun sesuai tuntutan hanya karena soal ranking. Umat Islam saat itu marah. Ribuan geruduk redaksi Kompas mau dibakar."
"Tahun 2005, sesudah reformasi, Lia Eden ngaku Malaikat Jibril, divonis 3 tahun. Tahun 2006 Ahmad moshaddeq, juga divonis penjara. Tahun 2016, Bu Rusgiani, dipenjara 18 bulan."
"Dari segi apapun Ahok gak bisa lolos. Kemarin kami baru diundang di Mabes Polri kami nyatakan seperti itu, dan para Jendral mengamini semua. Jendral Agus Maryanto yang pertama mengungkap videonya asli, dia gak nutup-nutupi."
"Umat islam tak pernah demo anti agama lain. Tp di luar negeri umat agama lain sering demo anti islam.
Islam hanya nuntut tiga hal: kalau Al-Qur'an, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dihina."

"Umat Islam harus bangga karena hanya di Indonesia ada UU Penistaan agama, Bukhori juz 8 37", demikian tutup Jendral Anton.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.